menu bar
close-grey

Program pengembangbiakan kambing berikan manfaat bagi desa-desa di Siak

Posted: Jul 06, 2018 3 minute read Septianus Harianja and Joni Jupesta 5340 views

Selama bertahun-tahun, Sinarmas Agribusiness and Food telah memulai beberapa kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) di wilayah Siak seperti: perawatan medis gratis (kerjasama dengan Tzu Chi Foundation), bantuan perlengkapan sekolah, program beasiswa untuk perguruan tinggi (kerjasama dengan Institut Pertanian Instiper dan Institut Teknologi dan Sains Bandung ITSB), serta bazaar minyak goreng murah setiap bulan Ramadhan.

Ibarat pepatah “Beri seseorang seekor ikan maka ia dapat makan untuk sehari, ajari dia memancing maka ia dapat makan seumur hidup”, sebagian besar kegiatan CSR ini bertujuan untuk membantu masyarakat meningkatkan kesejahteraan mereka dan mengajarkan mereka bekerjasama memenuhi kebutuhan hidup secara mandiri. Sejauh ini, kami telah memperkenalkan budidaya tanaman (jahe merah, jagung) serta hewan ternak (kambing Etawa, ayam potong dan ikan lele) kepada mereka. Salah satu program CSR yang paling sukses adalah program pengembangbiakan kambing bergulir yang telah dijalankan oleh anak perusahaan kami PT Ivo Mas Tunggal (IMT) sejak tahun 2016.

field-officer-with-village-breeder
Petugas lapangan IMT bersama salah seorang peternak.

Kambing adalah salah satu hewan ternak yang paling umum bagi masyarakat Indonesia dan relatif mudah untuk diternakkan. Memandang seekor kambing dewasa memiliki nilai ekonomi 3-4 juta rupiah, program ini bertujuan untuk meningkatkan nilai ekonomi masyarakat di 11 desa yang berada di sekitar perkebunan IMT di wilayah Siak. Program ini dimulai dengan pengembangbiakan 100 anak kambing Etawa pada 2014 oleh perusahaan. Begitu IMT berhasil mengumpulkan 200 kambing dewasa pada 2016, perusahaan memulai rotasi kambing di antara desa-desa yang terlibat.

Cara kerja program ini adalah sebagai berikut. Setiap desa membentuk satu kelompok peternak yang terdiri dari 10 orang anggota berdasarkan rekomendasi dari kepala desa. Perusahaan kemudian menggulirkan 20 ekor kambing muda (16 betina dan 4 jantan) usia 9 bulan kepada setiap kelompok peternak untuk dikembangbiakkan. Dua puluh anak kambing pertama yang lahir dari tiap kelompok akan dikembalikan ke perusahaan setelah berusia 7 bulan.

Kambing-kambing muda ini dibesarkan di lokasi pembiakan milik perusahaan hingga berusia 9 bulan, dan kemudian siklus ini dimulai kembali dengan pengguliran 20 kambing muda berikutnya kepada desa selanjutnya. Pola ini berulang hingga semua desa binaan mendapatkan gilirannya. Diharapkan dalam kurun waktu dua tahun, setiap desa dapat mengembalikan 20 anak kambing kepada perusahaan.

IMT-with-samsam-villagers
Perwakilan IMT bersama warga desa Sam Sam di depan kandang kambing mereka.

IMT juga memberikan bantuan bahan bangunan untuk 1 unit kandang dan 1 unit pompa air untuk peternak di setiap desa. Selain itu, IMT juga menyediakan perawatan hewan ternak seperti imunisasi, obat dan vitamin untuk kambing-kambing tersebut selama dua tahun. Petugas lapangan dan petugas pembiakan juga berkunjung secara rutin untuk memberikan pelatihan budidaya kambing dan memfasilitasi pembagian tugas.

Terlepas dari tujuan utama untuk mendukung kebutuhan ekonomi desa binaan, program ini juga membantu para peternak untuk membangun kerjasama demi keuntungan bersama, lewat semangat gotong royong.

IMT-with-villagers
Perwakilan IMT bersama warga desa Libo Jaya.

Hingga Juni 2018, delapan desa telah berpartisipasi dalam program ini, enam di antaranya telah mengembalikan anak kambing sedangkan dua desa lainnya baru memulai pengembangbiakan. Tiga desa lainnya akan memulai program rotasi kambing mereka pada akhir tahun ini. Berdasarkan umpan balik positif dari masyarakat dan pemerintah setempat, perusahaan berencana untuk meluncurkan program ini di wilayah lainnya (Kampar) pada tahun 2019 dan 2020.

discussion-with-villagers
Diskusi antara petugas CSR IMT dengan kelompok peternak kambing.

Program Mata Pencaharian Alternatif adalah cara lain kami memberdayakan masyarakat desa untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Baca selengkapnya di sini.

Septianus Harianja adalah Region Controller dari PT Ivo Mas Tunggal untuk wilayah Siak. Ia bergabung dengan Sinar Mas Agribusiness and Food sebagai Field Assistant pada 1992 dan telah bekerja untuk perusahaan selama 26 tahun terakhir.

Joni Jupesta adalah seorang Senior Researcher di Sinar Mas Agribusiness and Food. Penelitiannya berpusat pada interaksi antara manusia dan lingkungan serta ekonomi melingkar.

Tetap up-to-date dengan berita terbaru dengan berlangganan buletin bulanan kami di sini

fb twitter linkedin mail