Penanggulangan perubahan iklim
Perubahan iklim adalah tantangan terbesar yang kita hadapi saat ini. Untuk menanggulangi perubahan iklim, dibutuhkan tindakan cepat dan tepat. Perusahaan memiliki komitmen dalam menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK), penyebab perubahan iklim, dalam kegiatan operasionalnya.
Sebagaimana tumbuhan lain, kelapa sawit menyerap karbondioksida dan melepaskan oksigen. Akan tetapi, Perusahaan menyadari bahwa emisi yang ditimbulkan dari perubahan tata guna lahan serta budi daya yang terkait produksi minyak kelapa sawit turut berperan dalam perubahan iklim. Komitmen terhadap konservasi hutan, tidak membangun di lahan gambut, dan kebijakan nihil toleransi terhadap penggunaan metode bakar adalah wujud kontribusi terbesar kami dalam pengurangan emisi GRK. Kami juga memanfaatkan kemajuan teknologi dalam melakukan penelitian dan pengembangan langkah inovatif guna menjawab tantangan perubahan iklim.
Ahli klimatologi menyarankan pendekatan dua lapis dalam menanggulangi perubahan iklim, yaitu mitigasi dan adaptasi.

Mitigasi
Mengurangi pelepasan GRK ke atmosfer.
Adaptasi
Belajar beradaptasi dan hidup di tengah perubahan iklim yang sudah mulai terjadi.
Pembuatan kompos LCKS
Salah satu sumber emisi GRK dalam jumlah besar berupa limbah cair kelapa sawit (LCKS), yaitu air limbah yang berasal dari pemrosesan tandan buah segar (TBS). Jika dibiarkan tanpa pengelolaan, LCKS akan melepaskan gas metana. Kami mengolah LCKS menjadi kompos dan memanfaatkannya sebagai pupuk.
Fasilitas biogas
Langkah lain yang Perusahaan dalam mengurangi emisi GRK adalah melalui tangkapan gas metana. Kami telah membangun fasilitas biogas yang dapat menampung limbah gas metana pada tujuh pabrik rafinasi di Kalimantan Tengah, Jambi, dan Riau. Biogas yang dihasilkan lalu dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif untuk menghasilkan listrik bagi operasional pabrik.
Fasilitas ini mampu mengurangi emisi operasional hingga 40-55 persen.


Semakin tingginya frekuensi fenomena cuaca ekstrem seperti El Niño sebagai dampak perubahan iklim dapat menyebabkan kemarau Panjang. Perusahaan sedang mempelajari langkah-langkah adaptasi untuk menyiapkan agar Perusahaan tetap mampu bertahan menyongsong masa depan di tengah berbagai perubahan ini.

Stok benih yang tahan perubahan iklim
Perubahan iklim dapat meningkatkan ancaman kekeringan dan penyakit. Para peneliti di SMART Research Institute (SMARTRI) dan SMART Biotechnology Centre saat ini sedang mengembangkan stok benih tahan iklim yang lebih tangguh terhadap kekeringan dan penyakit. Mereka juga sedang meneliti sifat-sifat yang lebih mampu beradaptasi terhadap kandungan karbondioksida tinggi di atmosfer.
Pengelolaan jejak air
Air adalah sumber daya vital bagi kegiatan Perusahaan serta masyarakat di sekitar area operasional. Kami menyadari bahwa ketersediaan air merupakan isu sangat penting dalam menghadapi perubahan iklim. Kami sedang mengembangkan strategi untuk memperkecil jejak penggunaan air dalam kegiatannya. Saat ini, kami juga sedang berusaha mengoptimalkan penggunaan air di kebun dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, seperti Kecerdasan Buatan (AI).