menu bar
close-grey

Membangun budaya keberagaman

Posted: Jun 24, 2017 5 minute read SMART 2973 views

Keberagaman adalah perwujudan dari segala sesuatu yang membuat kita berbeda satu sama lain. Perbedaan ini berasal dari latar belakang budaya dan pendidikan kita yang dapat menghasilkan perspektif berbeda. Penelitian menunjukkan bahwa  tim yang beragam lebih unggul daripada tim yang tidak beragam, namun sayangnya wanita masih kurang terepresentasikan di banyak organisasi, dan bias masih terjadi di kalangan minoritas.

Di industri yang didominasi oleh orang Asia dan kaum pria, Golden Agri-Resources (GAR) percaya bahwa menciptakan lingkungan kerja yang saling menghargai dan kondusif dalam keberagaman dapat membuahkan keberhasilan. Masih berbincang- bincang dengan tiga karyawan wanita di GAR untuk pengalaman mereka di tempat kerja dan apa yang mereka yakini  dapat dilakukan untuk menciptakan budaya inklusif di tempat kerja.

Biao-Ling
The Biao Ling, Operations Managing Director, bekerja di Indonesia
dona-gai
Donatella Guerra, Senior Marketing Manager, bekerja di Italia
Esther-Aye
Esther Aye, Trading Marketing Manager, bekerja di Singapura

Bagaimana Anda menggambarkan keseharian Anda sebagai seorang wanita karir?

Donatella : Saya adalah seorang multi-tasker yang sangat aktif. Saya mulai bekerja pada pukul 7.30 pagi dan hampir tidak pernah selesai bekerja sebelum tengah malam. Saya mencintai pekerjaan saya dan saya juga merawat ibu saya dan anak gadis berusia 12 tahun untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan hidup bermasyarakat. Saya banyak melakukan perjalanan dengan pelanggan, memberikan mereka informasi  tentang keadaan pasar, mencapai target penjualan dan kegiatan lainnya. Hari-hari yang saya jalani tak pernah membosankan karena semua terasa berbeda.

Esther : Hari-hari yang saya lalui terasa begitu cepat sehingga saya tidak punya waktu untuk bersantai dan merefleksikan semuanya. Biasanya saya memulai aktivitas pada pagi hari dengan mandi yang terburu-buru, menata rambut dan merias wajah. Ketika saya mulai bekerja, saya akan langsung menanggapi setiap email, menghadiri pertemuan dan bekerjasama dengan banyak orang. Setelah pulang bekerja, jika tidak ada pertemuan di luar jam kantor, saya menikmati  waktu saya untuk menonton televisi di atas sofa.

Biao Ling : Pekerjaan saya mengharuskansaya melakukan perjalanan ke kantor di Jakarta dan perkebunan. Saya menghadiri rapat mingguan di Jakarta setiap hari Senin, jadi saya tidak bisa terlalu banyak berada di perkebunan kelapa sawit, karena perjalanan ke kebun kami memerlukan banyak waktu lama. Akhir-akhir ini saya mencoba pergi ke kebun setidaknya dua kali dalam satu bulan.

Menurut Anda, apa perbedaan wanita pekerja di masa lalu dan sekarang?

Esther : Saya bayangkan di masa lalu, wanita di dalam lingkungan kerja tidak terlalu berbeda dengan karakter Viola Davis dalam film ‘Hidden Figures’. Menurut saya, wanita sekarang lebih dapat diterima di lingkungan kerja daripada sebelumnya dan ada lebih banyak peluang bagi wanita, meskipun prasangka bahwa wanita tak mampu mengisi posisi puncak masih ada. Saya sendiri pindah dari Myanmar untuk mengejar peluang karir baru dan saya masih ingat betul  proses transisi yang harus saya lalui. Saat itu terasa sulit dan saya merasa teman laki-laki saya lebih percaya diri bergaul di tempat kerja. Meskipun wanita memiliki lebih banyak kesempatan, kondisi sosial menjadikan pria lebih percaya diri dalam lingkungan kerja. Hari ini, melalui kerja keras, saya telah mendapatkan kepercayaan diri dan dapat meyakinkan orang lain.

Biao Ling : Sekarang lebih banyak wanita di lingkungan kerja daripada sebelumnya dan bahkan banyak wanita yang memilih untuk tetap tinggal di rumah sambil menjalankan bisnis rumahan seperti berjualan kue. Mungkin meningkatnya biaya hidup membuat lebih banyak wanita terjun dalam dunia kerja, tapi saya yakin ada juga perubahan dari segi mentalitas – wanita tidak lagi merasa terbatas untuk tetap tinggal di rumah.

Apa perbedaan yang Anda lihat pada wanita pekerja di berbagai negara?

Donatella : Dari pengalaman kerja saya yang belum banyak, saya merasa agak sulit untuk menjadi wanita pekerja di Eropa. Misalnya, dalam budaya Italia dan Eropa, penting untuk menyempatkan waktu menyantap makanan ala rumahan bersama keluarga. Ini menjadi saat yang tepat untuk berkumpul dan berbagi cerita dengan keluarga dalam satu hari. Namun setelah  saya mengamati budaya di Asia, wanita tidak ada keharusan untuk melakukannya dan mereka lebih suka makan di restoran demi  alasan kenyamanan daripada harus memasak di rumah. Juga sangat umum di Asia untuk mengandalkan pengasuh atau babysitter dalam merawat anak-anak mereka, sementara wanita Italia melakukannya sendiri atau bergantung pada orang tua mereka.

Esther : Saat ini saya bekerja di lingkungan yang cukup liberal dan beragam di Singapura, jadi saya merasa peluang karir yang diberikan kepada wanita cukup setara. Mungkin, jika melihat kampung halaman saya di Myanmar, wanita muda saat ini masih mempertanyakan bagaimana cara mereka menyesuaikan diri dengan lingkungan perusahaan dan tidak yakin akan penerimaan di lingkungan kerja.

Apa yang perusahaan lakukan untuk mendukung wanita dan keberagaman di tempat kerja?

Biao Ling : Saat ini kami memiliki beberapa cara untuk membantu karyawan wanita kami yang memiliki anak-anak, tapi saya pikir saat itu kami masih perlu melakukan lebih banyak perubahan untuk mendukung wanita pekerja. Hal-hal sederhana seperti menyediakan kulkas di tempat kerja untuk penyimpanan botol ASI, daripada merepotkan mereka untuk membawa kotak es untuk menyimpannnya. Kami sekarang juga memiliki pusat-pusat penitipan anak di perkebunan, yang saya harap dapat dikembangkan lebih baik lagi dari segi ukuran maupun ruang lingkupnya. Kami juga melarang pekerja wanita hamil agar mereka tidak bekerja dengan paparan bahan kimia. Jadi semasa kehamilannya, kami menawarkan posisi pekerjaan lain kepada mereka di tempat yang berbeda sesuai dengan keahliannya.

Donatella : Menurut saya, perusahaan internasional seperti GAR perlu mempertimbangkan juga penugasan jangka pendek sampai menengah di berbagai negara bagi karyawan mereka untuk mendorong integrasi perspektif global dan menciptakan peluang bagi karyawan untuk memberikan kontribusi pada tingkat global. Mereka juga bisa membuat tim proyek dengan banyak orang dari berbagai negara.

Esther : Saya pikir perusahaan dapat mendorong perubahan mentalitas tentang peran perempuan di tempat kerja. Masyarakat mendefinisikan peran gender dan anak-anak yang didapatkan sesuai dari pengalaman masa lalu orang tua mereka, sehingga menimbulkan mispersepsi. Saya pikir begitu mental kita berubah, wanita secara otomatis akan merasa lebih percaya diri untuk meraih lebih banyak peluang di tempat kerja.

Ada pesan yang ingin Anda sampaikan untuk wanita karir?

Biao Ling : Saya percaya bahwa gender bukanlah penentu akan kepemimpinan yang baik. Faktor lain seperti karakter, gaya dan budaya memainkan peran yang jauh lebih besar dalam membentuk karakter seorang pemimpin. Saya suka bekerja dengan orang-orang yang berorientasi pada hasil dan tidak merasa gender saya menentukan gaya kepemimpinan saya. Tidak ada cara lain selain kita harus menguasai bidang pekerjaan kita dan begitu wanita menguasai bidang pekerjaan mereka, mereka secara otomatis akan lebih percaya diri di tempat kerja.

Donatella : Keberagaman penting di tempat kerja karena memberikan berbagai sudut pandang berbeda yang menambah nilai pekerjaan yang sedang dilakukan. Saya bekerja dalam tim yang datang dari berbagai negara, jenis kelamin dan pengalaman, dan masing-masing memiliki pendekatan yang berbeda untuk menjalankan bisnis. Melalui kombinasi ide dan kompromi, kita bisa mewujudkan kualitas kerja yang unggul, pengalaman kerja yang lebih baik dan hasil kerja yang diinginkan.

Tentu masih banyak hal yang perlu dilakukan untuk menciptakan tempat kerja yang ramah gender dan inklusif selain bincang- bincang dengan karyawan kami di atas. Baca lebih lanjut tentang beberapa peran menarik lainnya yang ada di tempat kerja kami di sini.

Tetap up-to-date dengan berita terbaru dengan berlangganan buletin bulanan kami di sini

fb twitter linkedin mail