menu bar
close-grey

Melampaui Kemamputelusuran hingga ke kebun: Rantai Pasok Minyak Kelapa Sawit yang Bertanggung Jawab

Posted: Mar 06, 2018 4 minute read Lim Shu Ling 2466 views

Dalam dunia yang saling terkait dewasa ini, perusahaan tidak hanya dinilai berdasarkan kinerja, tetapi juga diharapkan untuk bertanggung jawab atas rantai pasoknya. Tidaklah cukup bagi perusahaan hanya menunjukkan bahwa mereka menjalankan kegiatan operasional secara beretika dan bertanggung jawab. Para pemasoknya juga harus memenuhi standar yang sama. Konsumen dan pelanggan menginginkan hal ini dijalankan secara serius.

Golden Agri-Resources (GAR) menghadapi tantangan ini. Sejak 2014 GAR menerapkan komitmen keberlanjutan yang juga diterapkan oleh para pemasoknya. Perusahaan kini berada di posisi yang jauh lebih baik dalam membantu pemasok memenuhi komitmen tersebut. Hal ini terlihat dari pencapaian 100% Kemamputelusuran hingga ke Kebun (Traceability to the Plantation/TTP) untuk semua pabrik kelapa sawit (PKS) yang dimiliki GAR sebanyak 44 unit.

Traceability-Infographic
GAR mencapai 100% TTP untuk PKS yang dimilikinya pada akhir 2017 lalu.

Hal ini merupakan puncak dari proses pemetaan yang dirintis sejak tahun 2014. Dalam waktu satu tahun GAR berhasil memetakan semua PKS yang menyalurkan pasokannya ke kilang minyak milik GAR hingga mencapai 100% Kemamputelusuran ke PKS yang melibatkan hampir 500 pabrik. Bekerja sama dengan PKS-PKS tersebut, GAR menetapkan target dapat melaporkan TTP secara penuh untuk PKS yang dimiliki GAR pada tahun 2017 dan GAR akan membantu PKS pemasok independen untuk mencapai hal serupa di akhir tahun 2020.

Rantai pasok perkebunan sangat kompleks dan biasanya melibatkan banyak pemangku kepentingan. Pemetaan yang dilakukan sendiri oleh GAR juga mengkonfirmasi hal tersebut. GAR kini dapat mengetahui bahwa selain melakukan pengadaan dari perkebunan utama dan kebun plasma sendiri, perusahaan juga membeli bahan baku dari lebih 70 pedagang/pengepul yang melakukan pengadaan dari 11.000 petani swadaya kelapa sawit yang mengelola lebih dari 40.000 hektar lahan perkebunan.

Meskipun sekarang GAR dapat memberikan jaminan atas sumber bahan bakunya kepada pelanggan, namun tidak berhenti sampai di situ. Aspek yang paling menarik dari upaya yang ditempuh adalah dengan mengetahui informasi terperinci dari banyak pemasok perusahaan hingga ke tingkat kebun, kini GAR mampu mengetahui secara persis pihak mana saja yang harus diajak bekerja sama guna membantu memastikan mereka terus melakukan pembenahan dan menerapkan praktik produksi minyak kelapa sawit yang bertanggung jawab.

beyondt02
Petani swadaya kelapa sawit merupakan bagian penting dari rantai pasok perusahaan

Setelah mencapai keberhasilan mewujudkan TTP sepenuhnya, kini GAR juga berada di posisi yang lebih baik untuk membantu PKS pemasok independen mengupayakan TTP, dan dari sana juga dapat membantu komponen rantai pasok perusahaan lebih luas dan kompleks untuk semakin progresif dalam memproduksi minyak kelapa sawit secara bertanggung jawab.

Petani swadaya kelapa sawit merupakan bagian penting dari rantai pasok dan pemangku kepentingan krusial dalam perjalanan keberlanjutan perusahaan karena ada sekitar 2 juta petani yang mengelola lebih dari 44% perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Melalui pencapaian TTP oleh GAR serta pemasok independen, perusahaan akan meningkatkan kemampuan dalam menyebarluaskan praktik yang bertanggung jawab kepada ribuan petani swadaya kelapa sawit yang tergabung di rantai pasoknya.

Memperdalam transformasi dengan memahami rantai pasok GAR

Sembari terus mencatat kemajuan dalam hal-hal teknis terkait pemetaan rantai pasok, pada saat yang sama GAR menggandeng pemasok yang telah dikenal untuk membantu mendorong mereka melangkah lebih jauh menyusuri jalan menuju minyak kelapa sawit yang bertanggung jawab.

Program dukungan perusahaan pada pemasok dan keterlibatan yang luas meliputi kunjungan lapangan, pelatihan dan lokakarya khusus, serta perumusan rencana tindakan perbaikan yang dirancang khusus sesuai kebutuhan. GAR melaksanakan program yang terencana secara sistematis untuk melakukan kunjungan lapangan ke lokasi pemasok. Pada tahun 2017, ada tambahan sebanyak 40 PKS yang dikunjungi untuk dinilai kepatuhan terhadap praktik minyak kelapa sawit yang bertanggung jawab sebagaimana ditetapkan dalam Kebijakan Sosial dan Lingkungan GAR (KSLG). Laporan mengenai kunjungan lokasi tersebut dapat diakses melalui Dasbor Keberlanjutan.

beyondt01
Kolaborasi Transformasi adalah lokakarya intensif yang dilakukan bersama pemasok terpilih untuk membantu menata ulang praktik-praktik yang dilaksanakan hingga menjadi lebih berkelanjutan.

Analisis yang dihasilkan dari situasi yang dihadapi pemasok memungkinkan GAR untuk merancang strategi dukungan dan intervensi yang tepat. Temuan utama dari kunjungan tersebut memberikan informasi bahwa pemasok perlu lebih memahami praktik yang bertanggung jawab dan mereka memerlukan bantuan dalam pembangunan kapasitas internal untuk menerapkan praktik tersebut. Perusahaan membantu mereka dengan berbagi pengalaman, praktik terbaik, dan Prosedur Operasi Standar. Kami juga mendorong pemasok untuk mendapatkan sertifikasi atau menerapkan standar terkemuka dalam industri minyak kelapa sawit seperti metodologi Stok Karbon Tinggi (High Carbon Stock/HCS).

Selain kunjungan lapangan yang telah dijadwalkan, GAR melakukan kunjungan ad hoc sebagai bagian dari prosedur penanganan keluhan ketika ada persoalan yang diangkat oleh pemangku kepentingan eksternal atau yang ditemukan melalui pemantauan internal perusahaan. Upaya melibatkan peran pemangku kepentingan dilaporkan sepenuhnya dalam Daftar Keluhan dan studi kasus yang menyoroti rencana tindakan untuk pemasok dipublikasikan di situs web serta Dasbor Keberlanjutan.

Selain itu GAR menyelenggarakan lokakarya SMART SEED setiap tahun untuk para pemasok. Lokakarya ini memungkinkan perusahaan berbagi praktik terbaik dan memfasilitasi pertukaran ilmu dengan pemangku kepentingan utama lain seperti lembaga pemerintah maupun LSM. Tema lokakarya ini didasarkan pada umpan balik dan masukan dari para pemasok. Tema utamanya mencakup praktik ketenagakerjaan, kemamputelusuran, dan sertifikasi ISPO.

GAR juga mengadakan lokakarya khusus untuk para pemasok ketika ada kebutuhan ke arah itu, seperti yang diadakan untuk pemasok yang melakukan kegiatan di sekitar Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) di Aceh. Lokakarya ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang status KEL yang dilindungi, dan menunjukkan bagaimana cara menghentikan pengadaan minyak kelapa sawit dari petani yang mungkin berkegiatan di dalam kawasan yang dilindungi.

Pada akhirnya GAR meyakini bahwa usaha untuk membantu rantai pasok juga termasuk petani swadaya kelapa sawit menerapkan praktik produksi yang lebih berkelanjutan serta mendukung Sasaran Pembangunan Berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Sustainable Development Goals atau “SDG), terutama konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab sesuai SDG12. Transformasi progresif rantai pasok kami akan membantu memenuhi tujuan SDG12 dalam meningkatkan kesejahteraan dari kegiatan ekonomi dengan mengurangi pemanfaatan sumber daya, mencegah degradasi, dan menanggulangi polusi sepanjang siklus hidup sekaligus meningkatkan taraf hidup yang berkualitas.

Tetap up-to-date dengan berita terbaru dengan berlangganan buletin bulanan kami di sini

fb twitter linkedin mail