Dilatarbelakangi isu mengenai kondisi kerja layak di sektor sawit, beberapa kali diskusi intensif antara ILO dan Sinar Mas Agribusiness and Food melihat adanya peluang kolaborasi untuk meningkatkan kondisi ketenagakerjaan, kepatuhan terhadap prinsip-prinsip dasar ketenagakerjaan, dan dialog sosial melalui penguatan rantai nilai industri sawit.
Oleh karena itu Sinar Mas Agribusiness and Food bersama ILO menyelenggarakan proyek aktivitas bersama (join activity project) dalam program Decent Work in Palm Oil. Kegiatan ini menggandeng para pemasok dalam rantai pasok perusahaan untuk meningkatkan lingkungan kerja yang aman sesuai dengan standar K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) yang berlaku serta meningkatkan pemahaman mengenai aspek-aspek dasar ketenagakerjaan.
Peserta menuliskan komitmen perbaikan di lingkungan kerja masing-masing dan mempelajari checklist perbaikan tempat kerja
Dari empat pemasok perusahaan yang dilibatkan dalam program tersebut, Anglo Eastern Plantation (AEP) mendapatkan kesempatan yang pertama untuk mengadakan lokalatih di Pusat Pelatihan PT Ukindo Blankahan, Langkat, Sumatera Utara pada 18-19 Juli 2018 dalam tema “Peningkatan Kondisi dan Lingkungan Kerja Bagi Pekerja Sawit”.
Sebanyak 48 peserta dari 10 anak perusahaan AEP mengikuti lokalatih ini dengan narasumber dari Kementerian Ketenagakerjaan. Para peserta ini merupakan pekerja lapangan (pekerja panen, pemupuk, mandor, krani, pekerja pabrik) yang rentan berhadapan langsung dengan risiko kerja. Keterlibatan pekerja lapangan menjadi poin strategis untuk mengenalkan K3 tidak hanya untuk memenuhi regulasi, tetapi juga membangun kesadaran budaya K3 mulai dari lingkup terkecil, yaitu rumah.
Dengan menggunakan teknik Participatory Action Oriented Training (PAOT), para peserta diajak aktif untuk mengemukakan pendapat dan memberi masukan di sepanjang proses lokalatih. PAOT merupakan metode praktis yang mendukung inisiatif perbaikan lingkungan kerja dengan mengedepankan tiga prinsip utama: mudah dilakukan, berbiaya murah dan cara cerdas menyelesaikan masalah. Pada hari pertama, fasilitator memberikan 5 presentasi terkait yakni penanganan material,tempat kerja, keamanan mesin, lingkungan fisik, dan fasilitas kesejahteraan. Para narasumber memberikan penjelasan dan masukan agar peserta lebih memahami materi tersebut serta diselingi juga dengan permainan dan kuis untuk menjaga antusiasme peserta.
Pada hari kedua para peserta diajak ke lokasi kerja di kebun dan pabrik untuk mengobservasi berbagai kondisi kerja yang dibahaspada hari pertama. Peserta diminta untuk mengambil foto kondisi tempat kerja yang sudah baik dan kondisi tempat kerja yang perlu ditingkatkan. Kemudian mereka mendiskusikan foto kondisi kerja yang selanjutnya akan mereka presentasikan. Metode ini ditujukan agar para peserta mampu memberikan penghargaan pada kondisi kerja yang layak secara K3 dan sekaligus belajar mempromosikan budaya tersebut di tempat kerjanya masing-masing di kemudian hari. Pada akhir acara, para peserta menuliskan tiga komitmen yang dapat mereka penuhi selama 3 bulan ke depan untuk memperbaiki kondisi K3 baik di lingkup rumah maupun di tempat kerja.

Hasil tes awal dan akhir pemahaman peserta tentang K3 tampak menunjukan peningkatan. Dari 48 peserta, hasil tes akhir 45 peserta mendapat nilai baik yang sangat signifikan seperti terlihat dalam grafik di bawah ini. Lokalatih ini diharapkan dapat membantu para pemasok Sinar Mas untuk menerapkan perbaikan kondisi K3 melalui metode PAOT dengan mendorong keterlibatan aktif pekerja. Bagi pekerja yang menjadi peserta kegiatan juga diharapkan mampu menyebarluaskan pengetahuan tersebut ke pekerja lainnya.

Tiga sesi pelatihan lainnya dilakukan bersama dengan pemasok Gruti Lestari Pratama, Karimun Aromatics, dan Abdi Budi Mulia.
Simak pelatihan SMART Sustainable Palm Oil (SMARTSPOT) terbaru kami untuk memastikan kemamputelusuran dan ketenagakerjaan yang bertanggung jawab dengan pemasok kami di Medan di sini.
Irpan Kadir adalah bagian dari tim bidang kepatuhan rantai pasok di Sinar Mas Agribusiness and Food. Ia bertanggung jawab untuk mengembangkan dan menerapkan sistem penilaian kinerja pemasok berdasarkan Kebijakan Sosial dan Lingkungan GAR (GSEP). Sebelumnya ia bekerja sebagai auditor untuk skema Sustainable Forest Management, RSPO, dan ISPO, dan memiliki pengalaman sebagai konsultan di bidang tanggung jawab sosial perusahaan, pengembangann masyarakat, dan pelaporan keberlanjutan. Ia lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan gelar sarjana dari jurusan Sosial dan Ekonomi Pertanian.