Minggu lalu saya bergabung dengan tim PT SMART untuk menyaksikan mitra kami Orangutan Foundation International (OFI) melepasliarkan Poco dan Rich, dua orangutan yang lahir di alam liar dan direhabilitasi di pusat pemulihan otangutan, di Kalimantan Tengah.
Poco berusia dua tahun saat ditemukan oleh penduduk sekitar pada tahun 2004. Sedangkan Rich masih berumur 10 bulan ketika ditemukan oleh penduduk Desa Nanga Matu. Poco dan Rich adalah dua dari 300 individu orangutan yang direhabilitasi oleh OFI di bawah perawatan Prof. Dr. Birute Gladikas, seorang ahli sekaligus pendiri dan presiden OFI.
Pelepasliaran orangutan bukanlah hal yang mudah. Kita tidak bisa langsung melepaskan mereka dari kandang kembali ke hutan. Terdapat sejumlah produsen dan tahapan proses pelepasliaran yang membutuhkan waktu dan perencanaan matang, seperti pengujian kesehatan serta pemberian gizi dan pelatihan yang sesuai sehingga mereka dapat menjaga diri di hutan.
Pelepasliaran Poco dan Rich dilakukan pada pagi hari karena kami harus berjalan menelusuri jantung Hutan Seruyan. Sebelum mencapai lokasi pelepasliaran yang telah dipilih dengan cermat, kami berhenti di Kamp Seluang Mas I yang merupakan rumah bagi 42 orangutan yang dilepasliarkan pada tahun 2011-2014. Di sana kami berjumpa dengan Lidya, Nanda, dan Nonie, tiga orangutan betina beserta bayi mereka. Kelompok ini sebelumnya dilepasliarkan di hutan Seruyan namun kembali bermain di sekitar area kamp.

Setelah kunjungan singkat di Kamp Seluang Mas I, kami melanjutkan perjalanan ke Kamp Seluang Mas II. Dari sini, Poco dan Rich dibawa masuk ke dalam hutan. Poco dilepasliarkan terlebih dahulu. Kandangnya diletakkan di atas sebuah balkon di dekat sebuah pohon agar orangutan betina ini dapat memanjatnya. Dua petugas OFI mendekati kandang dan membukakan pintu, kemudian Poco perlahan keluar dan memanjat pohon di dekatnya. Beberapa menit kemudian, tibalah giliran Rich. Setelah mengetahui bahwa Poco berada di dekatnya, orangutan jantan ini berayun dari pohon ke pohon untuk mendekati temannya. Orangutan-orangutan itu akan terus dipantau untuk memastikan bahwa mereka dapat menyesuaikan diri kembali ke habitat aslinya di hutan.

Populasi orangutan tetap menurun drastis dan menuju kepunahan meskipun organisasi seperti OFI telah berusaha keras. Peningkatan upaya untuk melindungi dan melestarikan orangutan semakin menjadi hal yang mendesak.
Di PT SMART, kami berkomitmen untuk melindungi spesies langka dan terancam punah ini di bawah Kebijakan Sosial dan Lingkungan GAR. Kami memiliki Kebijakan Nol Toleransi terhadap tindakan perburuan, pembunuhan, atau penangkapan spesies langka dan terancam punah dan melatih staf kami untuk memahami dan melaksanakan kebijakan ini. Melalui kemitraan antara PT SMART dan OFI yang akan berlangsung hingga tahun 2017, kami menargetkan pelepasliaran 100 ekor orangutan ke hutan.
Sembari menyaksikan Poco dan Rich kembali ke hutan, terbesit di benak saya bahwa akan lebih banyak hal yang dapat dilakukan untuk melindungi binatang unik ini jika semakin banyak perusahaan, LSM, dan lembaga-lembaga publik bekerja sama untuk konservasi orangutan. Dukungan kami bagi konservasi orangutan merupakan bagian dari komitmen keberlanjutan kami dan kami berharap agar pihak lain dapat bergabung bersama kami dalam perjalanan ini.