Orangutan adalah hewan langka dan terancam punah. Bersama Orangutan Foundation International (OFI) sebagai mitra kerja jangka panjang, Sinar Mas Agribusiness and Food (SMART) telah melakukan berbagai upaya konservasi orangutan. Selama satu dasawarsa terakhir, Perusahaan telah melakukan rehabilitasi dan melepasliarkan lebih dari 100 ekor orangutan kembali ke habitat alaminya.
Pada 2019, saya dan kolega berkesempatan mengikuti ekspedisi dalam rangka menyaksikan pelepasliaran tiga individu orangutan. Ini merupakan buah dari kerja sama dengan OFI, berkolaborasi dengan Balai Taman Nasional Tanjung Puting dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Tengah.
Proses pelepasliaran diawali dini hari saat tim OFI mulai menyiapkan orangutan di pusat rehabilitasi dan memindahkan ketiganya ke area pengangkutan. Masing-masing orangutan diletakkan dalam peti tersendiri dan diangkut ke perahu besar yang disebut kapal klotok yang membawa mereka dengan hati-hati dan perlahan menyusuri sungai menuju titik pelepasliaran. Kami dianjurkan tidak mengikuti tahapan ini karena proses pemindahan harus dilakukan secara cermat guna meminimalkan gangguan terhadap ketiganya dalam perjalanan.
Kami ingin melihat kapal klotok, karena itu kami menggunakan kapal cepat (speedboat) menuju Taman Nasional Tanjung Puting dan menanti kedatangannya. Taman Nasional Tanjung Puting terletak di Kalimantan Tengah, Indonesia, dan hanya bisa dijangkau melalui transportasi air. Dikelilingi pepohonan tinggi, Taman Nasional ini adalah tempat yang memiliki pemandangan luar biasa indah.


Kami tiba di Camp Leakey lebih dulu dan menunggu kedatangan kapal klotok. Camp Leakey adalah stasiun penelitian yang terletak di Taman Nasional Tanjung Puting. Stasiun penelitian ini mengamati perilaku dan ekologi orangutan, bekantan, serta monyet pemakan daun; perilaku lintah; dan sistem ekologi sungai.
Hujan turun tak lama setelah kedatangan kami. Ekspedisi ini menjadi semakin penuh tantangan. Akan tetapi, proses pelepasliaran harus tetap berjalan.
Dalam beberapa jam, kapal klotok tiba di kamp tersebut, dan di tengah hujan kami pun melanjutkan perjalanan menuju titik pelepasliaran.

Ketika kami mencapai bagian sungai yang sempit, orangutan dipindahkan dari kapal klotok ke kapal yang lebih kecil untuk mempermudah pengangkutan menuju titik pelepasliaran.

Akibat jalur sungai yang sempit, perahu tidak bisa melaju cepat. Beberapa kali kami harus berhenti untuk mengangkat tetumbuhan yang menghalangi.

Setelah satu jam, akhirnya kami tiba di titik pelepasliaran orangutan. Tim OFI menyiapkan dua lokasi pelepasliaran karena maksimal hanya dua orangutan yang dapat dilepasliarkan di satu lokasi.
Pelepasliaran harus dilakukan di zona penyangga tertentu karena Tim OFI membawa makanan bagi orangutan untuk menarik mereka agar keluar dari peti.

Sebelum pelepasliaran dilakukan, tim OFI memberikan pengarahan terakhir tentang karakteristik masing-masing orangutan agar hewan tersebut terhindar dari stres.




Setelah pelepasliaran dua ekor orangutan pertama, kami melanjutkan perjalanan menuju zona penyangga berikut untuk melepasliarkan orangutan terakhir.

Setelah semua orangutan dilepasliarkan, kami tetap berada di lokasi kurang lebih 30 menit untuk memeriksa dan memastikan mereka telah memasuki zona penyangga dengan aman dan selamat. OFI menugaskan tiga staf untuk tetap berada di zona penyangga dan mengamati orangutan tersebut selama 10 hari berikutnya. Perilaku dan perkembangan orangutan di alam liar akan dipantau untuk memastikan mereka mampu beradaptasi di lingkungan baru.
Ekspedisi ini benar-benar istimewa. Kini saya pun mengetahui proses panjang dan rumit serta tenaga yang dibutuhkan dalam upaya rehabilitasi dan pelepasliaran orangutan ke habitat alaminya. Kelegaan luar biasa memenuhi hati kami ketika orangutan keluar dari peti dan bergerak memasuki hutan. Saya merasa menyatu dengan alam dalam perjalanan kali ini, dan ini menjadi pengalaman yang tak akan pernah terlupakan.
Sejak tahun 2011 hingga 2020, Perusahaan telah melepasliarkan 127 individu primata. Kami berupaya melepasliarkan hingga total 160 individu orangutan pada akhir 2021. Pelajari upaya kami melestarikan orangutan bersama OFI di tautan ini.
Minyak kelapa sawit yang diproduksi secara lestari tidak mengakibatkan deforestasi. Baca 3 mitos terbesar mengenai minyak kelapa sawit di sini.

Audityo Perdana adalah Art Director Tim Group Corporate Communications di Sinar Mas Agribusiness and Food. Saat tidak sedang merancang desain di kantor atau menciptakan kreasi baru, dia senang mengabadikan momen-momen candid dan bercerita melalui gambar atau video dengan latar belakang pemandangan perkebunan yang indah.