Tumbuh besar di negara maju seperti Singapura dan tidak pernah berhubungan langsung dengan industri perkebunan sebelumnya, tidak terbayangkan sama sekali bagi saya bahwa menanam kelapa sawit dan memanen buahnya adalah proses yang rumit. Namun, semua itu berubah begitu saya bergabung dengan perusahaan dan berkesempatan untuk mengunjungi salah satu operasional perusahaan di Riau, Indonesia.
Dari pembibitan ke perkebunan, pabrik kelapa sawit (PKS) hingga pengolahan biogas, yang paling membuat saya takjub adalah betapa dibutuhkan kondisi yang sangat tepat untuk memperoleh hasil yang optimal. Sejak awal penanaman, durasi setiap langkah yang ditempuh, jarak, jumlah, volume, suhu, tekanan, laju aliran, dan lainnya akan mempengaruhi kualitas dan jumlah minyak kelapa sawit yang diekstraksi di akhir proses. Hal itu berarti peran setiap personel sangat penting dalam memastikan bahwa proses produksi minyak sawit terus berkesinambungan seperti detak jarum jam.

Untuk meningkatkan produktivitas, karyawan juga menggarap sejumlah inisiatif yang dapat membantu menyederhanakan proses dan mengurangi waktu yang diperlukan dari kebun ke PKS. Salah satu contohnya adalah mulai digunakannya perangkat pintar untuk mengumpulkan informasi tentang setiap truk yang mengangkut buah kelapa sawit, yang dapat ditransmisikan dengan mudah dari satu lokasi ke lokasi lain. Data ini kemudian dengan mudah dapat dianalisis untuk membantu memahami tren tertentu dan membuat keputusan yang didukung dasar informasi lebih lengkap. Menjadi terlatih dalam penggunaan alat-alat tersebut juga akan membantu karyawan meningkatkan kemampuan teknis mereka.
Upaya perusahaan di bidang keberlanjutan adalah tema yang sangat jelas terlihat di sepanjang perjalanan kali ini. Selain menemukan poster lingkungan dan keselamatan di hampir semua lokasi perusahaan, saya juga berkesempatan mengunjungi sekolah dan klinik yang dioperasikan untuk membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat pedesaan di sekitar lokasi operasional. Tim SMART Research Institute (SMARTRI) juga mengevaluasi dampak perkebunan terhadap lingkungan hidup, dalam rangka mengembangkan perangkat penilaian untuk praktik-praktik terbaik yang baru. Salah satu proyek keberlanjutan tersebut adalah RERTA, yang bertujuan memulihkan zona sempadan sungai di kebun perusahaan dalam rangka mendukung keanekaragaman hayati.

Salah satu perhentian favorit selama perjalanan ini adalah unit usaha pembenihan kami – Dami Mas Seed Estate. Saya sangat tertarik untuk mempelajari sejarah di balik kehadiran pohon kelapa sawit pertama di Indonesia, hingga pohon-pohon kelapa sawit pilihan istimewa yang dewasa ini menghasilkan Benih Dami Mas untuk digunakan di kebun perusahaan dan dijual ke petani sawit di luar perusahaan. Kepada kami tim yang bertanggung jawab menjelaskan rumitnya proses untuk mendapatkan benih ini – mulai dari penyerbukan bunga secara manual, hingga memastikan benih berada pada masa yang tepat untuk mulai ditanam saat sampai di tangan pelanggan, setiap langkah membutuhkan banyak perhatian.
Dunia ini lebih besar dari yang kita bayangkan
Dalam perjalanan menuju bandara Jumat sore itu, saya ingat saya melirik ke luar jendela mobil, dan mendapati bahwa meski sudah di jalan raya sekitar satu jam, di luar masih terlihat deretan pohon kelapa sawit yang seakan tak berakhir. Ini adalah salah satu hal terpenting yang saya petik dari perjalanan ini – bahwa dunia ini lebih besar dari yang kita bayangkan. Walaupun perusahaan ini merupakan yang terbesar dalam industri sawit, cakupan industri ini di luar bayangan saya. Di samping praktik perkebunan yang dikelola perusahaan, masih ada petani plasma yang oleh perusahaan dibekali dengan dukungan di bidang agronomi dan pemasok pihak ketiga yang oleh perusahaan harus dipastikan bahwa mereka menjalankan operasional sesuai pedoman perusahaan (terutama Kebijakan Sosial dan Lingkungan GAR/KSLG) karena kami berkomitmen kuat untuk memproduksi minyak kelapa sawit secara bertanggung jawab.

Walaupun hingga kini saya sudah beberapa bulan bekerja di perusahaan ini, pekerjaan tersebut saya lakukan di balik meja kantor yang nyaman di Singapura, dan biasanya tugas itu melibatkan analisis terhadap laporan dari rekan kerja di Audit Internal, yang mendalami beragam bidang perbaikan di berbagai bagian perusahaan. Tanpa berada di lapangan, saya tidak akan pernah dapat memahami kompleksitas berbagai aspek dalam industri sawit. Saya sangat berterima kasih atas pengalaman yang sangat berharga ini. Saya pun membawa pulang jalinan pertemanan baru yang dibina bersama kolega dari berbagai jajaran, pemahaman baru tentang industri sawit, kenangan yang indah, dan tentu saja, 16 GB foto pohon kelapa sawit di kamera saya.

Lucas Ho bekerja di Corporate Audit Department. Bergabung dengan perusahaan pada Oktober 2018, tanggung jawab utamanya adalah mendukung Chief of Internal Audit dalam menyusun laporan triwulan untuk disampaikan ke Audit Committee perusahaan. Tujuan perjalanannya kali ini adalah untuk mendapatkan pemahaman lebih baik tentang kegiatan operasional perusahaan di sektor hulu.