menu bar
close-grey

Apa yang disampaikan POC terkait keberlanjutan dan sektor kelapa sawit pada tahun 2023?

Posted: Mar 24, 2023 5 minute read SMART 527 views

Price Outlook Conference atau POC adalah pertemuan global tahunan terbesar bagi produsen, pedagang (trader), dan konsumen sektor minyak nabati, khususnya kelapa sawit. Setelah tiga tahun absen akibat COVID, konferensi ini kembali diadakan di Kuala Lumpur, Malaysia, minggu lalu.

Tim komersial dan keberlanjutan Golden Agri-Resources (GAR) hadir untuk menunjukkan kredibilitas serta komitmennya terhadap keberlanjutan sekaligus memperkenalkan produk-produk berkualitas kami.

Apa yang kita pelajari dalam pertemuan ini? Mengutip salah seorang trader yang hadir, “Konferensi ini lebih cocok disebut sebagai konferensi keberlanjutan karena topik tersebut mendominasi 80 persen percakapan konsumen.”

Sebelum COVID, pembeli sudah menunjukkan permintaan yang meningkatkan terhadap produk kelapa sawit yang diproduksi secara berkelanjutan, meski harga masih jadi fokus utama. Kini, dengan dikeluarkannya sejumlah peraturan baru, seperti peraturan Uni Eropa tentang produk bebas deforestasi, diskusi semakin mengarah ke topik seputar keberlanjutan dan bagaimana memberikan bukti-bukti deforestasi yang terpercaya.

Industri kelapa sawit Indonesia punya cerita baik untuk disampaikan

Laju deforestasi di Indonesia terus menunjukkan penurunan selama lima tahun terakhir, bahkan sebelum pandemi dan terlepas dari harga sawit yang meningkat belakangan ini.

Sebuah studi yang dipublikasikan oleh Trase Insight pada tahun 2022 menemukan bahwa deforestasi yang terkait dengan kelapa sawit di Indonesia telah berkurang sebesar 82 persen selama satu dekade terakhir. Hal ini didukung oleh kebijakan-kebijakan pemerintah untuk melindungi hutan. Selain itu, perusahaan-perusahaan agribisnis juga menerapkan langkah untuk menelusuri dan mengungkapkan rantai pasok mereka dalam laporan perusahaan.

Di tingkat nasional, Indonesia telah menegaskan kembali komitmennya untuk membatasi kenaikan suhu bumi di bawah 1,5 derajat Celcius. Indonesia menyerahkan dokumen Enhanced National Determined Contribution (ENDC) menjelang COP27, yang isinya menaikkan target pengurangan  emisi menjadi 43,20 persen pada tahun 2030, sekitar 2 persen lebih tinggi dari target awal. Indonesia juga telah menetapkan aturan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dalam Forest and Land Use (FoLU) Net Carbon Sink 2030. Hal ini merupakan bagian dari upaya iklim yang diterapkan Indonesia dalam mengurangi emisi hingga 60 persen pada 2030 dengan melindungi ekosistem hutan.

Meskipun industri kelapa sawit tidak boleh berpuas diri, tren ini menunjukkan bahwa kombinasi kebijakan pemerintah dan komitmen perusahaan kelapa sawit berhasil menghentikan deforestasi yang didorong oleh kebutuhan komoditas.

Kami memperkirakan bahwa akan semakin banyak regulasi pasar dan produksi yang ditujukan untuk mentransformasi rantai pasok minyak sawit menjadi lebih berkelanjutan. Salah satunya, Undang-Undang Kehutanan AS. Dengan volatilitas pasar global yang terus berlanjut akibat konflik Rusia-Ukraina dan dampak perubahan iklim terhadap produksi tanaman lain, keberlanjutan pada sektor kelapa sawit akan terus menjadi topik penting.

Data keberlanjutan memiliki nilai pasar

Sangat penting bagi kami untuk menunjukkan bahwa produk kami bersumber dari rantai pasok yang dikelola secara berkelanjutan. Kemamputelusuran kemudian menjadi landasan bagi rantai pasok tersebut. Aspek ini telah menjadi bagian penting dalam strategi keberlanjutan kami sejak 2015, di mana kami telah berhasil mencapai 100 persen kemamputelusuran hingga ke PKS. Pada akhir tahun 2022, kami berhasil mencapai 98 persen Kemamputelusuran hingga ke Perkebunan (Traceability to the Plantation/TTP) di seluruh rantai pasok kelapa sawit kami.

Selain kemamputelusuran, kami juga mengumpulkan informasi lain tentang kinerja keberlanjutan, mulai dari informasi mengenai bukti-bukti bebas deforestasi hingga perlakuan yang adil terhadap masyarakat.

Investasi pada TTP memungkinkan kami memahami secara menyeluruh terkait rantai pasok kami. Kami telah memetakan operator PKS dan perkebunan baik yang berskala besar, medium, maupun kecil, serta lebih dari 100.000 petani. Namun, meski TTP kami sudah mencapai 98 persen atau tampak mendekati 100 persen, pada kenyataannya masih banyak yang harus kami lakukan.

Perubahan dalam rantai pasok, di mana pemasok-pemasok baru masuk dan keluar dari rantai pasok Perusahaan, melibatkan proses orientasi bagi 113 pemasok baru pada tahun 2022. Kerja sama dengan pemasok tersebut mengharuskan kami memiliki data terkait TTP dan menelusuri kepatuhan mereka terhadap ketentuan No Deforestation, No Peat, and No Exploitation (NDPE) – dan itu bukanlah pekerjaan kecil.

Selain itu, dua persen dari pasokan kami sebagian besar terdiri dari petani swadaya. Hingga saat ini, kami telah memetakan sekitar 120.000 dari 800.000 petani swadaya. Menyelesaikan dua persen terakhir itu akan menjadi pekerjaan yang menantang.

Kami memonitor dan melaporkan kinerja keberlanjutan dari rantai pasok kami menggunakan No Deforestation, No Peat and No Exploitation Implementation Reporting Framework (NDPE-IRF).

Untuk memastikan komitmen NDPE tercapai, kami melakukan pemantauan satelit secara berkala. Kami bekerja sama dengan beberapa pakar eksternal untuk menganalisis citra satelit dari rantai pasok kami. Analisis tersebut, termasuk kunjungan-kunjungan ke lokasi dan laporan mandiri dari para pemasok, memastikan para pemasok dan petani swadaya terlibat dalam komitmen keberlanjutan kami.

Citra perkebunan dari pesawat drone
Citra dari pesawat drone kami yang mengumpulkan data dari perkebunan.

Mengumpulkan, menganalisis, dan mengelola data keberlanjutan dari rantai pasok membutuhkan banyak waktu dan sumber daya. Kami bekerja ekstra untuk memverifikasi data dengan melibatkan pihak ketiga seperti Control Union dan PWC. Didukung dengan data yang semakin kredibel, investasi ini telah menempatkan kami pada posisi yang sesuai dengan persyaratan pasar yang berlaku untuk membuktikan bahwa pasokan kami bebas deforestasi.

Pembeli saat ini terus mencari pemasok kelapa sawit yang mampu membuktikan rantai pasok bebas deforestasi. Langkah selanjutnya dalam mentransformasi industri ini adalah dengan melihat data keberlanjutan lebih dari sekadar angka dan mempertimbangkan orang-orang yang hidupnya bergantung pada industri ini.

Investasi mempercepat transformasi rantai pasok kelapa sawit

Sebanyak 40 persen produksi kelapa sawit Indonesia berasal dari petani swadaya yang merupakan bagian penting dari rantai pasok kami. Kami berkomitmen untuk berinvestasi pada transformasi keberlanjutan mereka agar para petani tersebut dapat terus bertahan dalam rantai pasok kami namun tetap memenuhi ekspektasi keberlanjutan pasar.

Program Sawit Terampil kami bertujuan untuk memberikan dukungan menyeluruh bagi para petani swadaya di seluruh Indonesia melalui pelatihan kelompok dan dukungan individual untuk menerapkan praktik pertanian yang berkelanjutan. Tujuan dari program ini yaitu melibatkan lebih dari 4.000 petani.

Para petani kelapa sawit
Para petani kelapa sawit mempelajari praktik pertanian yang berkelanjutan.

Selain itu, kami mendukung Siak Pelalawan Landscape Programme (SPLP), sebuah inisiatif yang bertujuan untuk meningkatkan produksi kelapa sawit yang berkelanjutan di Kabupaten Siak dan Pelalawan di Riau, Indonesia. Melalui inisiatif ini, kami telah menelusuri 91 persen dari pemasok kami di Kabupaten Siak dan 78 persen dari pemasok kami di Kabupaten Pelalawan. Kami juga telah memberikan pelatihan intensif dan dukungan serta melakukan kunjungan lapangan ke para pemasok untuk meningkatkan TTP.

Pada konferensi POC, para pembeli diharapkan untuk berkontribusi pada inisiatif-inisiatif transformasi seperti ini. Melalui kontribusi yang diwujudkan bersama-sama, maka industri ini mampu mencapai praktik berkelanjutan yang konsisten.

Melampaui POC

Ke depannya, pembicaraan mengenai pendanaan transformasi industri dan berbagi data keberlanjutan secara legal, sesuai ketentuan, dan tepat waktu akan terus berlanjut. Kami mencari mitra yang mau bersama-sama berinvestasi pada program-program kami yang berlangsung, terutama yang terkait dengan para petani kelapa sawit.

Meskipun deforestasi tetap menjadi agenda utama, beberapa topik lainnya seperti masalah sosial, tenaga kerja, dan hak asasi manusia akan menjadi fokus regulasi-regulasi berikutnya. Komponen Tanpa Eksploitasi (No Exploitation) dari NDPE-IRF akan diluncurkan tahun ini dan menjadi komponen berharga bagi data keberlanjutan.

 

Jika Anda ingin mempelajari lebih lanjut mengenai komitmen Perusahaan terhadap pengadaan yang bertanggung jawab, kunjungi tautan ini.

Profil pengadaan di tingkat pabrik rafinasi dapat diakses di sini.

Tetap up-to-date dengan berita terbaru dengan berlangganan buletin bulanan kami di sini

fb twitter linkedin mail