menu bar
close-grey

“Masih ada pekerjaan yang harus dilakukan” – Sinar Mas Agribusiness and Food menyoroti kemajuan yang dicatat sektor sawit dan terus melanjutkan upaya menyelesaikan tugas yang masih ada

Posted: Sep 20, 2018 4 minute read SMART 290 views

20 September 2019

Sejumlah studi yang dilaksanakan ahli-ahli independen menunjukkan bahwa perpaduan aturan pemerintah dan komitmen perusahaan terhadap rantai pasok tanpa deforestasi (no-deforestation) dapat menghambat laju deforestasi dan mengurangi ekspansi perkebunan seiring transformasi sektor minyak sawit menuju praktik produksi yang lebih berkelanjutan.

Dibanding sektor perkebunan lain yang terkait deforestasi, laporan TFA2020 dan Forest Trends menyiratkan bahwa industri sawit telah berbuat lebih banyak pada periode 4-5 tahun terakhir, baik dalam hal komitmen yang dibuat maupun pelaksanaan komitmen tersebut. Dampak dari hal ini juga mulai tercermin dalam laporan yang disusun oleh otoritas independen lainnya.

  • Moratorium Pemerintah Indonesia dalam hal pembangunan lahan gambut dan penerbitan izin perkebunan sawit baru telah berkontribusi pada penurunan 60% terkait hilangnya tutupan pohon di hutan primer pada tahun 2017 jika dibanding di tahun 2016, dan penurunan sebanyak 88% untuk hal serupa di kawasan hutan gambut yang dilindungi1.
  • Sejak tahun 2013 pertumbuhan lahan kelapa sawit Indonesia turun dari lebih dari 6% menjadi kurang dari 3 persen pada 2016. Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di bursa jadi semakin progresif dan mencatat pertumbuhan lahan kurang dari 1 persen di tahun 2016. Sementara itu, perusahaan yang tidak terdaftar sedikit tertinggal dengan pertumbuhan luas lahan tercatat melebihi 3 persen2 .
  • Berkat komitmen Tanpa Deforestasi, Tanpa Pembangunan di Lahan Gambut, Tanpa Eksploitasi (No Deforestation, No Peat, No Exploitation atau “NDPE”) oleh 365 pedagang dan perusahaan barang konsumen, 29% bank lahan yang disewagunakan di Indonesia tidak dapat dibangun. Luas lahan terdampar ini mencapai 6,1 juta hektar, atau setara dengan 10 juta lapangan sepakbola3.

Namun demikian, kendati industri ini mencatat kemajuan yang nyata, masih ada juga sebagian pelaku rantai pasok yang belum sepenuhnya menerapkan kebijakan NDPE sesuai ekspektasi pasar dunia. Laporan terbaru Greenpeace, The Final Countdown, menyoroti pekerjaan yang masih harus dilakukan untuk merangkul para pelaku industri tersebut dalam perjalanan menuju kelapa sawit yang berkelanjutan.

Perusahaan meyakini bahwa cara terbaik untuk menjamin perubahan yang berdampak dalam jangka panjang adalah melibatkan peran pelaku rantai pasok dan memberi mereka dukungan serta dorongan guna mewujudkan perubahan yang berupaya diterapkan oleh Sinar Mas Agribusiness and Food dalam kegiatan operasionalnya.

Melalui Kemamputelusuran ke Perkebunan (Traceability to Plantation atau “TTP”), Sinar Mas Agribusiness and Food mampu mencapai rantai pasok yang dapat dilacak dan membangun kepercayaan antara Perusahaan, pemasok langsung, dan pemasok untuk pemasok langsung tersebut. Melalui informasi yang dikumpulkan dalam proses ini, Sinar Mas Agribusiness and Food dapat mengembangkan rangkaian tindakan, pelatihan, serta rencana aksi untuk mendukung pemasok agar mengadopsi berbagai praktik terbaik.

Saat laporan Greenpeace diluncurkan, Sinar Mas Agribusiness and Food tengah mengadakan acara tahunan SMART Seed yang keempat, yaitu sebuah sesi pelatihan dan berbagi informasi dengan para pemasok selama sehari penuh yang berfokus pada bagaimana mereka bisa berkontribusi pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB (Sustainable Development Goals atau “SDGs”).

Sinar Mas Agribusiness and Food mewujudkan 100% TTP untuk PKS yang dimilikinya pada bulan Desember 2017 dan sekarang berfokus pada pencapaian TTP untuk pemasok pihak ketiga di tahun 2020.

Kuatnya pendekatan Sinar Mas Agribusiness and Food untuk melibatkan peran rantai pasok juga mencakup komitmen untuk mengatasi keluhan yang diajukan LSM. Sehubungan dengan laporan Greenpeace tersebut di atas, saat ini kami melakukan pembelian hanya dari 7 (tujuh) dari 25 kelompok produsen yang terdaftar. Sinar Mas Agribusiness and Food sudah melakukan upaya pelibatan peran bersama kelompok-kelompok tersebut sebagai hasil dari proses uji tuntas Perusahaan, dan laporan-laporan terdahulu yang diterbitkan Greenpeace maupun LSM lain. Kemajuan upaya pelibatan peran pihak-pihak terkait itu dapat diakses melalui Daftar Keluhan Perusahaan.

Walaupun masih ada tugas yang menanti dalam menciptakan sektor minyak sawit yang sepenuhnya berkelanjutan, jika kita tidak menghargai kemajuan yang telah dibuat maka hal itu akan dapat menggerogoti keberlangsungan dari komitmen serta upaya tersebut.

Perusahaan-perusahaan yang telah memiliki merek dapat dan hendaknya terus mendukung perubahan yang sedang berlangsung melalui pembelian minyak sawit bersertifikasi, berkelanjutan, dan mendukung upaya perusahaan yang progresif untuk membantu rantai pasoknya agar dapat membuat komitmen serta mewujudkan perubahan yang diperlukan.

—Selesai—

Tentang Sinar Mas Agribusiness and Food

Sinar Mas Agribusiness and Food yang beroperasi di bawah Golden Agri-Resources (GAR) adalah salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit terkemuka dengan total luas areal tanam di Indonesia mencapai lebih dari 500.345 hektar (termasuk kebun milik petani swadaya) per tanggal 31 Maret 2018. Perusahaan memiliki operasi terpadu yang memproduksi bahan pangan yang berbahan baku minyak nabati.

Sinar Mas Agribusiness and Food fokus pada produksi minyak kelapa sawit berkelanjutan. Di Indonesia, kegiatan utamanya meliputi budidaya dan pemanenan pohon kelapa sawit; pengolahan tandan buah segar menjadi minyak sawit mentah (CPO) dan inti sawit; penyulingan CPO menjadi produk dengan nilai tambah seperti minyak goreng, margarin, shortening dan biodiesel; serta perdagangan produk kelapa sawit ke seluruh dunia. Perusahaan juga beroperasi di Tiongkok dan India dengan memiliki pelabuhan, pabrik penghancur biji sawit, memproduksi berbagai produk minyak nabati olahan, serta produk makanan lainnya seperti mie.

Didirikan pada tahun 1996, GAR tercatat di Bursa Efek Singapura pada tahun 1999 dengan nilai kapitalisasi pasar US$ 3,4 miliar per tanggal 30 Juni 2017. Perusahaan investasi Flambo International Limited saat ini merupakan pemegang saham terbesar GAR, dengan kepemilikan saham sebesar 50,35 persen. GAR memiliki beberapa anak perusahaan, termasuk PT SMART Tbk yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tahun 1992.

Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi
Wulan Suling | +62 818 909 900 | [email protected]

 


1 https://www.wri.org/blog/2018/08/indonesias-deforestation-dropped-60-percent-2017-theres-more-do
2 “Laporan tentang minyak sawit yang disiapkan untuk Komisi Eropa, Direktorat Lingkungan” disajikan oleh LMC International
dan 3Keel pada konferensi ICOPE di Bali, April 2018

3 https://chainreactionresearch.com/report/indonesian-palm-oils-stranded-assets-10-million-football-fields-of-undevelopable-land/

Tetap up-to-date dengan berita terbaru dengan berlangganan buletin bulanan kami di sini

fb twitter linkedin mail